top of page

Bagaimana Kondisi Infrastruktur Kesehatan Indonesia dalam menghadapi AEC?

Oleh: Muhammad Rifaldi

 

 

Indonesia merupakan salah satu peserta ASEAN Economic Community (AEC) yang merupakan proyek negara ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dalam cetak biru AEC, ada 12 sektor prioritas yang terdiri dari tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif, elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil. Kemudian sisanya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, pariwisata, logistik, teknologi informasi, dan kesehatan. Pada kali ini penulis akan fokus pada bidang kesehatan sebagai salah satu sektor terintegrasi di AEC 2015.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terlihat dari tabel tersebut bahwa terjadi ketimpangan distribusi rumah sakit di Indonesia. Rumah sakit seakan berkumpul di pulau Jawa. Menurut Indonesia Hospital Watch, Indonesia memiliki total 746 RSU Pemerintah dan hanya 2 RSU yang masuk standar Internasional. Dari 746 RSU Pemerintah, 62.8% belum ditunjang oleh adanya kamar operasi yang baik dan lengkap dan hanya tersedia 101.039 buah tempat tidur untuk 230 juta jiwa rakyat Indonesia. Terdapat 9005 Puskesmas untuk 230 juta jiwa rakyat Indonesia yang berarti ada 1 puskesmas berbanding 35.000 jiwa. Dari total Puskesmas, hanya 18,6% yg memiliki sarana perawatan lengkap, 17.7% yg dilengkapi fasilitas listrik 24 jam, hanya 56.7% yg memiliki alat komunikasi dan hanya 37,6% yang memiliki ambulans.

 

Terdapat 3 indikator kesehatan yang penting yaitu jumalah tempat tidur rumah sakit, pengeluaran kesehatan, dan pengeluaran kesehatan per kapita. Berikut data yang diambil dari World Bank.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dilihat dari data diatas yang memuat perbandingan antar 4 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Indonesia berada di peringkat terendah dalam ketiga indikator tersebut. Indonesia dengan Health Expenditure sebesar $107 termasuk memiliki angka yang rendah. Hal tersebut menunjukkan kondisi infrastruktur kesehatan Indonesia yang masih kurang baik bahkan untuk kebutuhan dalam negeri karena infrastruktur kesehatan  masih terpusat di pulau Jawa. Pemerintah perlu meningkatkan jumlah serta memaksimalkan infrastruktur kesehatan. Selain itu dibutuhkan juga pemerataan distribusi infrastruktur yang dapat digunakan tenaga kesehatan pada instalasi kesehatan dan juga pada institusi pendidikan kesehatan. Dengan demikian, diharapakan Indonesia memiliki daya saing, mutu dan kualitas yang meningkat terutama dalam menghadapi AEC 2015.

 

Jika Indonesia dibandingkan dengan Singapura, Indonesia jauh tertinggal dalam bidang infrastruktur dan juga pengeluaran untuk bidang kesehatannya. Oleh karena itu, pemerintah harus menjalin hubungan baik dengan instansi negeri maupun swasta yang berpotensial menjadi investor di bidang kesehatan. Kemudian masyarakat diharapkan lebih aktif dalam pengembangan industri kesehatan berbasis wirausaha yang juga turut andil dalam menghadapi era AEC 2015.

© 2023 by Web Folk. Proudly created with Wix.com

bottom of page